Pages

Thursday, October 21, 2010

Bislap “Biseang Labboro” dan Gua Pattunuang

Di sekitar daerah Maros dekat dengan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung terdapat sebuah tempat wisata alam yang sering di sebut “BisLab” dan Gua Pattunuang yang merupakan kumpulan gua sejumlah kurang lebih 40 gua. Biseang Labboro yang sering di singkat sebagai BisLap merupakan tempat wisata alam yang sering digunakan oleh mahasiswa untuk berkemah, panjat tebing maupun berpetualang mengarungi goa-goa. BisLap terletak sekitar 5 Km sebelah timur Taman Nasional Bantimurung dan tepat berbatasan dengan jalan raya. Sebagai acuan, jika anda tiba di persimpangan jalan depan gerbang Taman Nasional Bantimurung, lanjutkan perjalan melalui jalan sebelah kanan yang menuju ke daerah Camba sejauh kurang lebih 5 Km. Ketika Saya sampai di tempat ini, tidak ada plang informasi mengenai keberadaan BisLap, hanya bermodalkan bertanya pada masyarakat sekitar. 

Perjalanan ke dalam kawasan wisata alam, anda akan melewati sebuah jalan yang dibelah oleh Sungai Pattunuang dan rumah-rumah penduduk hingga sampai di depan post keamanan. Lebih masuk ke dalam, anda akan melihat bekas konservasi kupu-kupu yang nampak sudah lama di tinggal dan tidak terawat lagi. Tetapi dibalik ke tidak terawatnya kawasan wisata ini membuat kesan bahwa alamlah yang memegang kendali terhadap kelangsungan hidup kupu-kupu dan binatang liar yang tinggal di dalamnya.

Sepanjang perjalanan, anda akan disuguhkan panorama alam yang indah dan menawan, sungai yang mengalir deras dengan ornamen batu-batu besar yang di lewati aliran sungai. Di sini, Saya beberapa kali kedapatan melihat Kadal Naga Air yang berjemur di atas batu. Melihat ukurannya, Saya kira binatang tersebut adalah Biawak tetapi ternyata kadal tersebut memiliki keunikan pada pangkal ekornya yang nampak memiliki sirip.

Setelah perjalanan melewati sebuah jembatan, tidak lama lagi anda akan melihat 2 buah batu besar yang berada di tengah-tengah jalur perjalanan dan satu lagi berada di tengah tengah aliran sungai. Batu yang sekilas nampak seperti perahu itulah yang di sebut sebagai Biseang Labboro yang berarti perahu yang membatu atau perahu yang terdampar. Alkisah, diceritakan bahwa dahulu kala ada seorang saudagar China yang datang melamar dan mempersunting gadis Semanggi, namun karena merasa malu di tolak lamarannya, saudagar tersebut mengharamkan perahunya dan kemudian pada akhirnya berubah menjadi batu sehingga oleh masyarakat sekitar di sebut sebagai Biseang Labboro.

Melanjutkan perjalanan lebih ke dalam kawasan wisata alam, anda akan tiba pada kawasan Gua Pattunuang yang tersebar di beberapa tempat.
Ketika Saya sampai di tempat ini, memang tidak ada tanda-tanda keberadaan goa tersebut tetapi dengan bermodalkan niat dan mengikuti bekas jalur-jalur jalan setapak yang nampak sering di lewati akhirnya Saya sampai di sebuah gua yang memiliki 2 buah pintu masuk. Mungkin akan lebih baik jika anda ke tempat ini bersama dengan guide yang dapat menunjukkan lokasi dari gua-gua tersebut sehingga perjalanan anda lebih jelas arah dan tujuannya. Berdasarkan salah satu gua yang berhasil Saya masuki, gua tersebut memang memiliki kedalaman yang lebih dari cukup untuk seorang amatir untuk dapat merasakan kesan ber-Caving (Penelusuran Gua). Gua tersebut menyimpan banyak ornamen stalaktit dan stalakmit indah yang berkilauan di sinari cahaya senter yang Saya bawa. Dan ketika di dalam gua tersebut, Saya juga kedapatan melihat seekor jangkrik yang terlihat berbeda dari kondisi normalnya karena jangkrik tersebut tidak responsive terhadap cahaya yang disebabkan oleh matanya yang buta. 

After All, mengunjungi Taman Wisata Alam Gua Pattunuang dan Bislap dapat menawarkan perjalanan yang lengkap dan menantang karena anda dapat bercamping, panjat tebing, menikmati panorama alam, mengarungsi sungai Pattunuang, melihat kupu-kupu yang terbang bebas beserta kadal Naga Airnya, melihat batu besar yang di ceritakan berasal dari perahu yang membatu dan melakukan Caving ke dalam gua-gua yang indah.

0 comments: