Kali ini Saya ingin bercerita mengenai perjalanan di tahun 2007 saat ke Tana Toraja – Sulawesi Selatan. Memang tidak terlalu banyak yang bisa di ingat berhubung saat ini… kisah itu terjadi 3 tahun yang lalu, tapi karena Saya pernah bertandang ke sana… walaupun sedikit rasanya tetap perlu untuk di ceritakan…
Pada waktu itu, Saya memang berkeinginan untuk bisa mengunjungi Toraja… sebuah kota yang terkenal dengan kuburan batu, mayat yang di letakkan di pohon yang dilubangi, tradisi pemakaman yang luar biasa expensive, dan banyak lagi… sepertinya terdengar seperti sebuah kota yang penuh dengan hal-hal tidak biasa dan sangat menarik untuk di datangi.
Kesempatan itu datang saat bulan idul fitri di tahun 2007, ketika itu Saya belum genap 1 tahun bekerja dan belum memiliki hak tiket pesawat untuk pulang berlebaran ke Jakarta sehingga lebaran akan dilewatkan di Makassar. Kebetulan, ada seorang teman yang kampungnya di Palopo dan mengundang Saya untuk berlebaran di sana, dia juga bersedia menemani kalau Saya ingin ke Toraja karena dari Palopo hanya membutuhkan waktu kurang dari 3 jam jika menggunakan sepeda motor untuk sampai ke Toraja. Hem… Lebaran di Palopo, bisa sekalian main ke Toraja sepertinya pilihan yang cukup menarik ^^… Yo Wis… Berangkat Cuyyy…!!! Finaly… dari Makassar ke Palopo saya tempuh dengan menggunakan bis antar propinsi selama 8 jam… Hehehe… Pegel… ^^
Akhirnya… Saya berlebaran di Palopo… Secara Saya ini orang luar, rasanya memang asing di kampung orang yang baru pertama kali di datangi… untung tidak terlalu menjadi masalah karena masyarakat di sana ramah-ramah semua ^^... Setelah 3 malam di lewati di Palopo dengan bersilaturahmi, makan-makan dan mengunjungi beberapa objek wisata seperti air terjun Latuppa dan bersantai sore di Bendungan Batu Sitanduk… perjalanan ke Toraja akhirnya terealisasi juga…
Waktu itu, Saya menyewa jasa ojek sebanyak 5 orang untuk mengantar ke Toraja… kok bisa sampai 5 tukang ojek… hehehe… itu karena selain Saya dan sang Teman, ada 3 orang saudaranya yang ingin ikut ke Toraja…. Sebenarnya sih yang mau ikut lebih dari itu, tapi gak sanggup cuy… Hahaha… Sebenernya sih pingin sewa mobil, tapi tempat gw tinggal ini masih kampung banget, ada mobil yang bisa di sewa tapi kebetulan lagi mau di pake sama yang punya jadi emang gak ada opsi lain… mau gak mau, ambil jasa ojek dech… -_-
Keputusan menggunakan jasa ojek ternyata gak salah… di luar dugaan, ternyata perjalanan dari Palopo ke Toraja itu unforgettable buat gw… keren banget dech… ternyata, ojek yang di pilih ma sodara temen gw itu handal banget bawa motornya… serasa di bonceng sama Falentino Rossi… hehehe… Bayangkan… Perjalanan selama 3 jam melewati berbukitan yang penuh dengan tikungan tajam dan jurang yang dalam di lewati tanpa hambatan dengan kecepatan rata-raata 70 s.d 80 Km/Jam… setiap kelokan tajam motornya sampe miring banget… sampai-sampai beberapa kali bagian bawah motor kita bergesekan dengan aspal hingga mengeluarkan percikan api… bau besi terbakar beberapa kali tercium saat melewati tikungan tajam… Wah… Edan dech… ^^. Dengan kecepatan seperti itu, sebenarnya tidak perlu sampai 3 jam untuk sampai ke Toraja, tapi berhubung ada 1 motor yang bannya bocor… perjalanan kita sempat terhambat 30 menit’an… Dan akhirnya… sampailah juga di Toraja… Hore…. ^^.
Sesampainya di Toraja, Saya gak terlalu muluk-muluk untuk bisa mengunjungi objek wisata sebanyak-banyaknya ketika di sana… Niat awal memang hanya ingin menginjakkan kaki di bumi Toraja dan itu sudah terealisasi selain itu tidak banyak waktu yang Saya miliki untuk berkeliling di sana karena hari itu juga Kami harus kembali ke Palopo, jadi… bonus bisa mengunjungi salah satu objek wisata rasanya sudah cukup. Dan akhirnya… Objek Wisata Kuburan Batu Londa menjadi pilihan saat itu…
Kuburan Batu Londa – Tana Toraja
Londa terletak di desa Sendan Uai, kecamatan Sanggalai, berjarak sekitar 7 kilometer di sebelah selatan kota Rantepao, Ibukota Kabupaten Tana Toraja. Dari jalan poros yang Saya lalui, ada sebuah belokan di sebelah kiri menuju ke Londa dengan sebuah papan yang menjadi petunjuk mengenai keberadaan tempat wisata ini… selama melewati jalan itu, suasana rimbunnya hutan pedesaan sangat mendominasi hingga akhirnya Saya sampai di sebuah gerbang masuk dengan loket kecil di sebelah kanannya… Dan untuk memasuki kawasan wisata Londa, tiket masuk harus di tebus dengan harga Rp.5.000,- Ketika lebih masuk lagi ke dalam… ada sebuah gerbang unik berbentuk mirip rumah tongkonan yang penuh dengan hiasan ukiran khas toraja, di sana biasanya sudah banyak menunggu penjaja jasa senter atau petromax yang include dengan guide yang akan menemani perjalanan untuk menelusuri gua dengan harga Rp. 20.000,- Karena waktu itu Saya ber 10, jadi Kami di tawarkan untuk menggunakan 2 petromax sekaligus untuk menerangi di depan dan belakang karena tidak cukup kalau hanya 1… tapi Saya gak terlalu percaya dan cukup PD dengan senjata senter dari handphone Nokia 1100 (Hehehe… kan itu hp ada senternya tuh… klo di rumah mati lampu lumayan terang kan cahayanya… pasti bisa lah klo cuman di Gua Londa… ^^) Yo wis… hanya dengan 1 petromax kita berangkat…







1 comments:
wahh amazing ,,
ke dieng yuk kak untuk Lihat Golden Sunrise terbaik di Asia Tenggara di Sikunir
Post a Comment